Tera Air untuk Melindungi Data Digital

Bandung, Mei 2021. Di era teknologi informasi dan internet seperti sekarang ini, perlindungan data digital menjadi suatu hal yang sangat penting. Teknologi informasi berkembang begitu pesat beriringan dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Kemajuan teknologi informasi tidak hanya membawa manfaat tetapi senantiasa diikuti dengan berbagai konsekuensi seperti keamanan data digital.

Potensi penyalahgunaan data digital semakin kentara. Data merupakan kekayaan baru yang perlu mendapat perlindungan. Terutama untuk menghindari atau mengantisipasi terjadinya duplikasi, pencurian data dan kejahatan lainnya. Salah satu satuan kerja LIPI yang fokus terhadap isu tersebut adalah Pusat Penelitian Informatika LIPI (P2I LIPI). Didi Riyadi peneliti di Pusat Penelitian Informatika LIPI melakukan penelitian untuk mengatasi persoalan dan pencegahan duplikasi data digital. Penelitian berjudul “A Robust Watermarking Scheme Againts Various Attacks Based On Dct In Five Different Positions Of The Host Image Area” ini, membahas skema pembuatan tera air yang tahan terhadap berbagai serangan berbasis Discrete Cosine Transform (DCT) dalam lima posisi berbeda pada area host image.

Skema terdiri dari tingkat ketahanan tera air dan tingkat kepekaan host image terhadap berbagai serangan. Tingkat ketahanan tera air dapat dilihat dari nilai Normalized Correlation Coefficient (NC), sedangkan untuk tingkat kepekaan host image dapat dilihat pada nilai Peak Signal to Noise Ratio (PSNR). Dalam penelitian ini, digunakan metode Non-Blind dimana host image diperlukan dalam proses ekstraksi.

Tera air ini selanjutnya ditempatkan pada lima posisi berbeda dalam host image yaitu pada posisi kiri atas, kiri bawah, kanan atas, kanan bawah, dan di tengah. Untuk jenis serangan, penelitian ini menggunakan serangan geometrik yang terdiri dari pemutaran, penskalaan, dan pemotongan. Hasil penelitian menampilkan tingkat ketahanan dan tingkat kepekaan semua gambar, dan menghasilkan skema tera air yang paling tahan terhadap berbagai serangan.

Didi menjelaskan bahwa untuk menguji skema yang diusulkan dalam penelitian tersebut maka dilakukanlah ekperimen dengan 6 (enam) host image yaitu Man, Baboon, Lena, Bridge, Cameraman dan Peppers dengan ukuran 512×512 sedangkan untuk gambar watermark digunakan gambar boat dengan ukuran 64×64.

Guna mengecek apakah skema yang diajukan adalah robust maka dilakukan perbandingan hasil ekperimen dengan penelitian sebelumnya yaitu, (Al Mansoori S & Kunhu A, 2012), maka didapatkan bahwa skema yang diusulkan lebih tinggi nilai PSNR nya untuk setiap area yaitu pada area 1 kiri atas (10.39:5.67); area 2 kiri bawah (10.39:6.75); area 3 kanan atas (10.39:5.81); area 4 kanan bawah(10.39:6.46); area 5 tengah (10.33:7.14).

Hasil tersebut merupakan ekperimen kekuatan skema dengan menggunakan serangan rotation 45.Penelitian lebih lanjut akan fokus untuk menemukan suatu metoda yang lebih kuat (robust) dan lebih adatif sehingga aplikasi tera air bisa digunakan oleh semua pengguna dalam pengamanan data dan informasi. “Harapannya bahwa dengan tera air ini dapat melindungi data dan informasi dari berbagai tindak kejahatan atau serangan di dunia maya,” pungkas Didi. (DS/ed: AS)