Riset Sains Data Pada Masa Pandemic Covid 19

Bandung-Humas BRIN. Semua bidang mempunyai kesempatan yang sama dalam memunculkan metode dan teknologi baru dalam menanggulangi dan mengantisipasi pandemic covid 19. Bagaimana tantangan dalam menghadapi covid 19 dilihat dari prespektif data dan sains? Hal ini disampaikan oleh Esa Prakarsa Kepala Pusat Riset Sains data dan Informasi – BRIN dalam pembukaan webinar “Menghadapi Tantangan Covid-19: Perspektif Sains Data,” (6/10) lalu.

“Pengalaman dalam menghadapi covid 19 ini, menjadikan kita lebih siap seandaikan kedepannya muncul penyakit atau jenis pandemic lainnya. Apa yang telah didapatkan pada masa ini menjadi ilmu yang bermanfaat,” ujarnya. Melalui kegiatan webinar ini ia berharap dapat menjadi ajang diseminasi hasil riset sehingga nanti membuka peluang untuk memberikan masukan sehingga dapat memunculkan peluang atau kolaborasi riset di masa yang akan datang.

Menghadirkan Budi Nugroho dari kelompok riset Multi Metric dan Multi Media dan Purnomo Husnul Khotimah  kelompok riset Informatic Retrieval dari Pusat Riset Sains Data dan Informasi, serta Ayu Purwarianti yang merupakan Kepala Pusat AI ITB.

Di tengah tingginya wabah covid19 berlangsung beberap tahun lalu muncul berbagai istilah-istilah   seperti covidiot, sciendenial (anti sains)dan herd stupidity. Kemunculan istilah tersebut, memerlukan strategi yang diharapkan dapat mencegah munculnya penyebaran perilaku dan menyebabkan potensi cluster baru covid 19. Ini disampaikan oleh Budi Nugroho dalam materinya Fenomena anti sains dan upaya melawannya:  studi memprediksi munculnya cluster baru covid19 pada komunitas anti sains.

“Salah satu metode memodelkan potensi cluster baru wabah covid 19 menggunakan  model regresi dengan menghasilkan suatu data uji yang valid untuk kemudian bisa menjadi  data informasi untuk digunakan oleh pemangku kebijakan dalam mengendalikan pandemic covid”, jelasnya.

Teknologi Natural Language Processing (NLP) dalam menangani FakeNews Covid 19, disampaikan oleh Ayu Purwarianti. “Terdapat 2 (dua) metode dalam melakukan analisisnya yaitu:  Natural language Natural Regeneration, dimana kedua metode ini menjadi parameter untuk mengklasifikasi sebuah informsi data dalam bentuk text yang secara otomatis,” tuturnya. Dalam  peneltian teknologi NLP ini,  hasil dari pengklasifikasian text ini dapat digunakan untuk  label  spam filtering, plagiarism detection, sentiment analysis, document clustering, essay scorring.

Pada sesi pemaparan  terakhir Purnomo Husnul khotimah mengangkat topik  Big data in Healty  sector fighting  covid -19. Topik ini merupakan sebuah resume dari kegiatan riset yang telah dilakukan oleh kelompok riset informasi retrieval selama wabah pandemi  covid19  tahun lalu.  “Perkembangan teknologi komunikasi saat ini seperti internet, sosial media ICT dan lainnya mendorong   mencetusnya produksi data yang beragam yang disebut Big data analytic   di berbagai bidang  salah satu  bidang kesehatan terutama yang berkaitan dengan covid-19,”  jelasnya.

“Melalu riset big data analytic ini bisa mengklaifikasi data-data untuk memodelkan suatu monitor informasi kejadian kasus yang berkaitan dengan covid agar masyarakat  lebih berhati-hati bila akan  melakukan pergerakan Karen ad wabah penyakit di suatu tempat,” tambahnya.  (ER, ed. KG)