Pemodelan Matematika pada Awal Penyebaran COVID-19 di Indonesia
Bandung, April 2021. Penyebaran kasus corona di Indonesia mulai terkonfirmasi sejak 2 Maret 2020 di Depok, Jawa Barat, Indonesia. Jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia per 15 April 2021 adalah 1.589.359 dan total kematian 43.073. Beberapa studi untuk mengurangi kasus COVID-19 di Indonesia sudah dilakukan, seperti memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak (social distancing), mengurangi mobilitas manusia (dengan bekerja dari rumah (work from home), belajar dari rumah, dan beribadah dari rumah), menghindari kerumunan dan meningkatkan imunitas tubuh dengan mengonsumsi makanan yang sehat dan gaya hidup sehat. Hingga saat ini, COVID-19 masih menjadi pandemi dan menyebar ke berbagai daerah di Indonesia.
Pusat Penelitian Informatika LIPI (P2I LIPI) melakukan sebuah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis penyebaran COVID-19 di Indonesia pada awal penyebaran. Penelitian yang dilakukan oleh Inna Syafarina, anggota dari Kelompok Penelitian Komputasi Ilmiah (Scientific Computing) di P2I LIPI, menggunakan data kasus harian terkonfirmasi COVID-19 dari Gugus Tugas Covid-19 (https://covid19.go.id/) dan jumlah populasi di 34 provinsi di Indonesia yang diperoleh dari Biro Pusat Statistik (BPS) (https://bps.go.id/). “Kami menghitung nilai basic reproduction number (R0) untuk menganalisis penyebaran COVID-19 pada awal penyebaran,” ujar Inna.
Doktor lulusan The University of Tokyo ini menjelaskan bahwa penelitian ini melakukan estimasi parameter dan model exponential growth untuk mengestimasi nilai R0. Jika nilai R0 lebih dari satu, merepresentasikan bahwa dari satu orang yang terinfeksi menularkan ke lebih dari satu orang sehat, artinya masih terjadi penularan penyakit. Jika nilai R0 kurang dari satu artinya penyebaran penyakit terkendali. “Dikarenakan keterbatasan kapasitas tes pada awal penyebaran, perhitungan basic reproduction number (R0) berdasarkan beberapa interval waktu pada awal 25 sampai 39 hari. Nilai R0 dihitung dari rata-rata ensemble dari semua fase awal penyebaran (25, 30, 35, dan 39 hari),” terang Inna.
Inna memaparkan bahwa nilai R0 ini menunjukkan rata-rata penyebaran COVID-19 pada 25-39 hari awal penyebaran. Pada awal penyebaran, daerah di Pulau Jawa, Sulawesi Selatan, dan Papua, nilai transmisi nya lebih tinggi dibandingkan daerah lain yaitu di sekitar R0=2. Sedangkan di Pulau Sumatra, Pulau Kalimantan, Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah, angka penyebarannya berkisar di angka 1<R0<2. “Sedangkan untuk Papua Barat, pulau Halmahera, Ternate dan Tidore, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Tenggara, angka penyebarannya di sekitar ,” ungkap Inna.

“Dengan mengetahui indikator penyebaran COVID-19 melalui nilai R0, diharapkan penelitian ini dapat memberikan saran kepada stake holder terkait untuk menentukan strategi pengendalian penyebaran COVID-19 disertai dengan penerapan 5M (mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas),” pungkasnya. (IS, ed : NU)