High Performance Computing BRIN Fasilitasi Pemodelan Kimia Komputasi

Cibinong – Humas BRIN.  Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Komputasi (PRK) menyelenggarakan Kolokium IV yang bertemakan Kimia Komputasi yang berlangsung secara virtual dan menghadirkan nara sumber yang berkompeten di bidangnya dan dipandu oleh Ir. Ika Atman Satya, Peneliti PRK BRIN pada Senin (25/7).

Kepala PRK BRIN, Dr. Rifki Sadikin, M.Kom. pada saat membuka acara menyampaikan bahwa kegiatan kolokium ini menjadi langkah penting untuk menambah pengetahuan dan keahlian di Pusat Riset Komputasi serta mendesiminasikan infrastruktur penelitian yang dapat kami bantu untuk mengelola dalam kinerja komputasi.

 “Selain menambah ilmu, para peserta kolokium dapat bekerja sama dengan Pusat Riset Komputasi dan kami sangat terbuka untuk berkolaborasi tentang masalah komputasi dan ilmu dasar,” tegas Rifki.

Selain itu Rifki Sadikin juga memperkenalkan Mahameru – High Performance Computing (HPC) BRIN https://hpc.brin.go.id/. HPC BRIN menyediakan layanan komputasi kinerja tinggi untuk penggunaan riset dengan pengguna publik, modul dan aplikasi berbasis CPU dan GPU, Berbasis open hpc dan resource management PBS dan permohonan akses melalui E-layanan Sains BRIN.

Secara detail Rifki juga menginformasikan cara pendaftaran dan mendapatkan akun HPC.  “Mendaftar akun HPC melalui e-Layanan Sains (ELSA) dan akun ELSA dapat berlaku untuk internal (dengan user intra brin) dan eksternal (mendaftar akun dengan email https://elsa.brin.go.id/akun). HPC BRIN salah satu infrastruktur yang sifatnya terbuka dan dapat digunakan untuk kegiatan riset bukan untuk produksi atau mencari proyek,” imbuhnya.

Dirinya juga menjelaskan tentang aplikasi bernama amber https://ambermd.org/tutorials/ yang telah lama diinstal oleh BRIN dan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan penelitian. Di dalam aplikasi tersebut terdapat kumpulan program untuk melakukan penelitian molekuler.

“Pengembangan dan pengelolaan HPC BRIN 2022 yaitu penambahan node komputasi (50 Nodes, tiap 32 cores) – peak +- 200 TFlops, penambahan Storage 4 PB (usable), koneksi high performance 100 Gb dan penambahan node dengan sistem heterogen dilakukan sesuai dengan perkembangan penggunaan,” sambung Rifki.

Pada kesempatan yang sama Peneliti PRK BRIN Ratna Surya Alwi, S.T., M.Si., Ph.D. menerangkan tentang model termodinamika untuk kelarutan zat padat dalam karbondioksida superkritis. “Kesadaran akan perubahan iklim dan urgensi tindakan penanganan masalah lingkungan semakin meluas di seluruh dunia. Salah satu cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan perubahan iklim adalah carbon capture, utilization, and storage (CCUS),” jelasnya.

Ratna juga memaparkan tentang model termodinamika terdiri dari density based models solid, gas equilibrium models solid, liquid equilibrium models. “Carbon capture banyak aplikasinya, baik dalam industri tekstil, farmasi dan saat ini yang sedang berjalan yaitu teknologi nanomedicine menggunakan CO2 sebagai pelarutnya. Menggunakan CO2 sebagai pelarutnya karena stabil, non toxic dan biayanya sangat efisien,” ujarnya.

Untuk mengurangi biaya dalam penggunaan bahan kimia dilakukan pemodelan dari kelarutan tersebut dan untuk memudahkan penelitian selanjutnya. “Telah dilakukan pengembangan untuk penelitian ini dan sudah terbit di beberapa publikasi salah satunya berjudul korelasi baru untuk kelarutan turunan anthraquinone (Obat anti kanker, Red) dalam karbondioksida superkritis. Penelitian ini berkolaborasi dengan Profesor Garlapati Chandrasekhar dari India,” ucap Ratna.

Kegiatan Kolokium merupakan salah satu agenda rutin Pusat Riset Komputasi dan setiap pertemuan membahas topik dan nara sumber yang berbeda serta diikuti dari berbagai kalangan baik dari periset BRIN, mahasiswa maupun akademisi.

Seperti Garlapati Chandrasekhar, seorang Profesor dari Departemen Teknik Kimia, Universitas Teknologi Puducherry, India turut berbagi pengetahuan dalam Kolokium. Dirinya  menjelaskan tentang model rekayasa obat anti kanker kelarutan dalam superkritis dalam karbondioksida. “Klasifikasi modelnya terbagi menjadi tiga yaitu model empiris, model stokastik, model transport fenomena. Tujuan khusus analisis menjelaskan situasi fisik melalui persamaan, gunakan persamaan model untuk memprediksi perilaku, bandingkan prediksi dengan perilaku sebenarnya dari sistem nyata, mengevaluasi keterbatasan model, dan merevisi jika perlu, serta gunakan model untuk prediksi dan desain,” tutup Garlapati. (yl/ ed.sl)