BRIN Siap Mendukung Indonesia sebagai Pusat Halal Dunia

Bandung – Humas BRIN. Mulai dari kecerdasan buatan hingga analisis Big Data dan mulai dari kecanggihan teknologi Augmented Reality (AR) hingga keelokan Virtual Reality (VR). BRIN memiliki berbagai invensi dan inovasi untuk mendukung Indonesia menjadi pusat halal dunia pada tahun 2024 mendatang. Kepala Pusat Riset Sains Data dan Informasi (PRSDI) Esa Prakasa yakin, PRSDI bisa turut berkontribusi dalam pencapain visi tersebut. “Terutama dalam mengevaluasi kualitas produk-produk syariah dengan menggunakan teknologi informasi, kecerdasan buatan, analisis big data,” tuturnya, pada Jumat (2/9) di ruang rapat Gondwana Gd. 70, Cisitu, Bandung.

Menerima kunjungan dari Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), Esa dalam pemaparannya memperkenalkan PRSDI BRIN sebagai pusat riset yang aktif berkolaborasi dan berkontribusi dalam riset Sains Data dan Informasi. Riset di bidang ini sangat signifikan bagi kehidupan manusia di masa mendatang karena aktivitas manusia akan semakin tergantung pada ketersediaan data dan informasi yang berkualitas. “Ruang lingkup kami ada di machine learning, information retrieval, image dan video data analysis, data and information preservation, knowledge and data engineering, serta infometric dan multimedia,” paparnya.

Esa juga menyampaikan progres penelitian yang tengah berlangsung di kelompok-kelompok riset PRSDI BRIN. Beberapa di antaranya seperti system identifikasi varietas cabai dengan machine learning, pengembangan sistem pengemudian jarak jauh untuk kendaraan listrik otonom, pengembangan metode wavelet untuk pengamanan data, dan lain sebagainya. Penelitian Kelompok Riset Temu Kembali Informasi bahkan berkaitan langsung dengan topik ‘halal’. “Yaitu analisis opini masyarakat terhadap makanan halal berbasis media sosial untuk mendukung pertumbuhan industri halal Indonesia,” jelas Esa.

Menurut Esa, akan sangat menarik jika suatu produk makanan bisa dikategorikan halal atau tidak dengan menggunakan metode sains data. AR dan VR juga memiliki potensi besar membantu pemasaran produk-produk halal; terutama tempat wisata dan pelaksanaan ibadah. Esa menilai tepat, langkah pemerintah mendorong perkembangan ekonomi berbasis syariah karena mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim. Ini tentu bisa sangat menguntungkan bagi bangsa dan negara. “Nanti perlu ada pertemuan lanjutan supaya bisa lebih spesifik terutama dengan rekan-rekan di kelompok penelitian,” cetusnya.

Kepala Divisi Riset KNEKS Ginanjar Dewandaru antusias menyimak paparan dari PRSDI BRIN. Ia menilai ada banyak potensi hasil riset yang bisa mendukung industri halal. Ini sesuai dengan arahan Wakil Presiden Ma’ruf Amin agar pengembangan industri halal nasional didukung penuh oleh kemajuan riset dan teknologi. Salah satunya menurut Ginanjar adalah teknologi percepatan sertifikasi halal. “Untuk mensertifikasi halal 60 juta UMKM di sector pangan dan herba juga obat-obatan memerlukan alat teknologi yang cepat,” serunya.

Dirinya juga berharap eksplorasi kerja sama kali ini bisa menjadi masukan berharga pada rapat dan koordinasi mendatang antara KNEKS, wapres, dan kepala BRIN. “Potensi teknologi ini bisa menukung program prioritas riset dan inovasi halal berbasis teknologi,” pungkasnya. KNKES sendiri memiliki tugas bertugas mempercepat, memperluas dan memajukan pengembangan ekonomi dan keuangan syariah dalam rangka mendukung ketahanan ekonomi nasional. (AS/GS. Ed. KG)